Skip to Content

Solve pollution. Save lives.
Protect the planet.

icon calendar October 20, 2024

KENAPA PAPARAN TIMBAL SANGAT BERBAHAYA?

Timbal sangat beracun karena kemampuannya mengganggu berbagai proses biologis pada tingkat sel dan molekuler. Berikut beberapa alasan mengapa timbal sangat berbahaya bagi kesehatan manusia:

Menyusup ke proses biologis penting

Timbal dapat meniru kalsium dan seng, yang merupakan mineral penting dalam tubuh. Hal ini memungkinkan timbal menyusup ke proses biologis penting, termasuk di sistem saraf. Dengan menggantikan kerja mineral-mineral ini, timbal mengganggu fungsi seluler normal, termasuk aktivitas enzim, pelepasan neurotransmitter, dan pensinyalan sel.

Merusak sel-sel saraf

Timbal sangat beracun bagi sistem saraf. Timbal bisa terakumulasi di otak yang pada akhirnya mengganggu fungsi neurotransmitter, merusak koneksi sinapsis, dan merusak sel-sel saraf. Inilah sebabnya mengapa paparan timbal sangat berbahaya bagi anak-anak, yang otaknya masih berkembang.

Bioakumulasi

Timbal terakumulasi di dalam tubuh dari waktu ke waktu dan tersimpan di tulang dan gigi hingga beberapa dekade. Ini berarti bahkan paparan dengan tingkat rendah dari waktu ke waktu bisa menumpuk dan mengakibatkan beban timbal yang signifikan bagi tubuh. Pada situasi tertentu, seperti kehamilan, patah tulang, dan osteoporosis, timbal yang meniru kerja kalsium akan melepaskan diri masuk ke aliran darah.

Menghambat kerja enzim

Timbal menghambat beberapa kerja enzim yang penting untuk proses metabolisme. Proses sintesis dan perbaikan DNA yang penting untuk pembelahan dan pertumbuhan sel misalnya, juga bisa terganggu akibat timbal.

Mengganggu metabolisme kalsium

Kalsium sangat penting untuk banyak proses seluler, termasuk kontraksi otot, pelepasan neurotransmitter, dan pembentukan tulang. Timbal mengganggu metabolisme kalsium dengan bersaing dengan ion kalsium dan mengganggu proses yang bergantung pada kalsium. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk kelemahan otot, hilangnya kepadatan tulang, dan gangguan komunikasi saraf.

Menimbulkan stres oksidatif

Timbal dapat mengganggu jalur sinyal sel dan menimbulkan stres oksidatif yang menyebabkan cedera dan kematian sel. Pada akhirnya gangguan ini bisa berkontribusi terhadap perkembangan dan penyakit degeneratif.

 

DAMPAK PAPARAN TIMBAL TERHADAP KESEHATAN

Mekanisme tersebut secara kolektif membuat timbal menjadi racun yang kuat dan tersebar secara luas di tubuh. Sehingga menyebabkan kerusakan besar pada berbagai sistem organ. Paparan timbal terjadi ketika timbal terakumulasi di dalam tubuh, seringkali selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Hal ini dapat menimbulkan dampak kesehatan yang parah, terutama pada anak-anak. Berikut adalah beberapa dampak kesehatan dari paparan timbal:

1. Efek Neurologis

Menurunkan IQ: Paparan timbal dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada otak dan sistem saraf, menyebabkan defisit kognitif, termasuk penurunan IQ, gangguan perhatian, dan ketidakmampuan belajar. Pada anak-anak, bahkan tingkat paparan timbal yang rendah telah dikaitkan dengan penurunan prestasi akademik.

Masalah perilaku: Peningkatan iritabilitas, hiperaktivitas, dan agresi telah diamati pada anak-anak dengan kadar timbal darah yang tinggi.

Gangguan neurologis: Dalam kasus yang parah, paparan timbal dapat menyebabkan ensefalopati, yang dapat menyebabkan kejang, koma, dan bahkan kematian.

2. Keterlambatan Perkembangan Anak

Stunting atau tengkes: Paparan timbal dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik anak sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan.

Masalah pendengaran dan bicara: Timbal juga dapat mempengaruhi kemampuan pendengaran dan perkembangan bicara, sehingga berdampak lebih jauh pada pembelajaran dan interaksi sosial anak.

3. Efek Kardiovaskular

Paparan timbal telah dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular pada orang dewasa. Bahkan kadar timbal yang rendah dalam darah telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan risiko hipertensi yang lebih tinggi.

4. Kerusakan Ginjal

Timbal dapat terakumulasi di ginjal sehingga menyebabkan penyakit ginjal kronis. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada individu yang terpapar timbal dalam waktu lama, seperti pekerja di industri tertentu.

5. Masalah Kesehatan Reproduksi

Masalah kesuburan: Baik laki-laki maupun perempuan yang terpapar timbal dapat mengalami masalah kesuburan. Timbal dapat mengganggu produksi dan kualitas sperma pada laki-laki, serta menyebabkan ketidakteraturan menstruasi dan menurunkan kesuburan pada wanita.

Komplikasi kehamilan: Perempuan hamil yang terpapar timbal mempunyai resiko lebih tinggi mengalami keguguran, kelahiran prematur, dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Timbal juga dapat melewati penghalang plasenta, berpotensi membahayakan perkembangan janin dan menyebabkan masalah perkembangan.

6. Efek Hematologi

Timbal mengganggu produksi hemoglobin, molekul dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Hal ini dapat mengakibatkan anemia, ditandai dengan kelelahan, kelemahan, dan pucat.

7. Masalah Tulang dan Gigi

Timbal dapat disimpan di tulang dan gigi, bertindak sebagai reservoir yang dapat melepaskan timbal ke dalam aliran darah. Hal ini dapat memperpanjang efek buruk pada kesehatan dan mempersulit pengobatan.

 

LEBIH BERBAHAYA BAGI ANAK-ANAK

Anak-anak di Cinangka, bermain tanpa alas kaki. Foto oleh Lara Crampe.

Paparan timbal khususnya sangat berbahaya bagi anak-anak. Beberapa faktor fisiologis dan perilaku yang membuat mereka lebih rentan dibandingkan orang dewasa adalah:

1.Kemampuan Menyerap Lebih Tinggi

Tubuh anak-anak menyerap timbal lebih efisien dibandingkan orang dewasa. Menurut WHO, anak-anak dapat menyerap timbal hingga 4-5 kali lebih banyak. Tingkat penyerapan yang lebih tinggi ini berarti bahwa, bahkan dengan tingkat paparan yang sama, anak-anak akan menyerap lebih banyak timbal dalam tubuh mereka.

2.Sistem Saraf yang Masih Berkembang
Paparan timbal sangat merusak perkembangan otak dan sistem saraf anak-anak. Otak yang sedang berkembang lebih sensitif terhadap efek racun timbal, yang dapat mengganggu perkembangan otak dan menurunkan IQ, mempengaruhi masalah perilaku, dan menyebabkan keterlambatan perkembangan.

3. Faktor Perilaku
Anak-anak lebih cenderung memasukkan tangan ke mulut dan juga melakukan pica yaitu perilaku memasukkan benda-benda non-makanan yang ditemukan di lingkungan mereka, seperti mainan, rumput, tanah, dan benda-benda tidak biasa lainnya. Perilaku ini umum terjadi pada anak-anak kecil yang umumnya penasaran dan ingin mengeksplor dunia di sekitar mereka dengan memasukkan sesuatu ke mulut. Pada akhirnya perilaku ini meningkatkan risiko tertelannya debu, tanah, atau benda yang terkontaminasi timbal.

4. Paparan Lebih Lama
Anak-anak, terutama yang berada di lingkungan dengan paparan timbal yang tinggi, dapat terkena dampaknya dalam jangka waktu yang lebih lama seiring pertumbuhan mereka. Karena timbal terakumulasi di dalam tubuh, paparan yang terlalu lama bisa menumpuk timbal seiring berjalannya waktu, sehingga memperburuk dampak kesehatan.

5. Masa Kritis Perkembangan
Ada masa-masa kritis dalam perkembangan anak ketika paparan zat beracun seperti timbal dapat menyebabkan kerusakan paling parah. Misalnya, paparan timbal pada masa prenatal dapat mempengaruhi perkembangan janin, berpotensi menyebabkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan masalah perkembangan.

6. Ukuran Tubuh Lebih Kecil
Karena ukuran tubuhnya yang lebih kecil, anak-anak memiliki dosis timbal per unit berat badan yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Artinya, jumlah timbal yang sama dapat menimbulkan efek toksik yang lebih signifikan pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.

 

DAMPAK PAPARAN TIMBAL TERHADAP LINGKUNGAN

Paparan timbal memiliki dampak lingkungan yang signifikan, yang mempengaruhi ekosistem, satwa liar, dan kesehatan lingkungan alam secara keseluruhan.

1. Kontaminasi Tanah
Timbal merupakan logam berat yang tidak terurai, sehingga bisa mengendap di tanah dan mencemarinya. Sekali timbal masuk ke dalam tanah, timbal dapat bertahan selama beberapa dekade, terakumulasi di lapisan atas yang dapat menimbulkan risiko bagi tanaman, hewan, dan manusia.

Kontaminasi ini dapat berdampak buruk pada mikroorganisme tanah, yang memainkan peran penting dalam siklus hara dan menjaga kesehatan tanah. Akibatnya kesuburan tanah berkurang dan pertumbuhan tanaman terhambat.

2. Pencemaran Air

Timbal bisa mencemari air melalui buangan industri, limpasan dari tanah yang terkontaminasi, dan pencucian dari infrastruktur yang mengandung timbal seperti pipa. Kontaminasi ini dapat mempengaruhi sumber air permukaan dan air tanah, sehingga menimbulkan risiko bagi ekosistem perairan dan pasokan air manusia.

Sama seperti di dalam tubuh manusia, timbal juga dapat terakumulasi di dalam tubuh organisme air, termasuk ikan dan invertebrata. Bioakumulasi ini dapat mengganggu proses biologis, mempengaruhi reproduksi dan pertumbuhan, serta menyebabkan toksisitas pada kehidupan akuatik.

3. Polusi Udara

Partikel timbal dapat dilepaskan ke udara melalui proses industri, emisi kendaraan, dan pembakaran bahan yang mengandung timbal. Partikel-partikel ini bisa terbawa dan menetap di tanah dan air, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan secara luas.

Burung dan satwa liar lainnya dapat menghirup atau menelan partikel timbal ini, sehingga menyebabkan keracunan. Misalnya, burung mungkin menelan tanah atau air yang terkontaminasi timbal, atau memakan mangsa yang mengandung timbal. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan neurologis, penurunan reproduksi, dan peningkatan angka kematian.

4. Racun bagi Tumbuhan dan Hewan

Timbal bisa menghambat fotosintesis, mengganggu pertumbuhan, dan merusak sistem perakaran tanaman. Tanaman yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi timbal dapat menyerap logam tersebut, yang kemudian masuk ke rantai makanan.

Pada hewan, paparan timbal dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti masalah pencernaan, kerusakan ginjal, dan gangguan saraf. Dalam kasus yang parah, paparan timbal bisa berakibat fatal. Hewan dengan tingkat trofik yang lebih tinggi mungkin mengalami dampak yang lebih besar akibat biomagnifikasi, dimana konsentrasi timbal meningkat di rantai makanan.

5. Gangguan Ekosistem
Kehadiran timbal dalam ekosistem dapat mengubah jaring makanan dengan mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup berbagai spesies. Hal ini dapat menyebabkan perubahan komposisi spesies, sehingga berpotensi mengganggu keseimbangan dan fungsi ekosistem.

 

MITIGASI RISIKO PAPARAN TIMBAL

Meski kesadaran masyarakat di Indonesia yang terbilang masih rendah terkait paparan timbal, isu paparan timbal bukanlah hal baru. Untungnya, selain pemahaman yang lebih baik mengenai masalah ini, terdapat pula serangkaian solusi efektif dari negara lain yang telah terbukti berhasil yang bisa kita pelajari dan terapkan.

Kombinasi strategi kesehatan masyarakat, pengendalian lingkungan, dan aksi individu diperlukan untuk memitigasi paparan timbal. Berikut adalah beberapa strategi utama yang bisa diterapkan:

1. Monitoring dan Identifikasi Sumber Paparan

Surveilan Kadar Timbal Dalam Darah (SKTD): Mengembangkan kapasitas pengujian KTD di tingkat nasional sangatlah penting. Sebagai langkah awal untuk mengatasi suatu masalah dan memberikan solusi yang efektif, pertama-tama kita perlu memahami terlebih dahulu ruang lingkup masalahnya. Dalam hal ini upaya itu mencakup mengidentifikasi siapa saja yang terkena dampak paparan timbal dan sejauh mana.

Seorang petugas kesehatan mengambil sampel darah seorang anak untuk menguji kadar timbal darah di Cinangneng, Kabupaten Bogor. Foto oleh Yayasan Pure Earth Indonesia.

Pemantauan dan pelaporan yang ditingkatkan dan diperluas melalui pengujian KTD akan membantu mengidentifikasi anak-anak yang terkena dampak dan memungkinkan penerapan langkah-langkah pencegahan dengan cepat untuk mengurangi dampak paparan timbal.

Melalui program “Penguatan Sistem Kesehatan untuk Mengurangi Paparan timbal”, Yayasan Pure Earth Indonesia bermitra dengan Kementerian Kesehatan RI dan Vital Strategies akan melaksanakan kegiatan piloting Surveilan Kadar timbal Dalam Darah (SKTD) fase pertama pada semester kedua tahun 2024. Kegiatan piloting ini bertujuan untuk memantau KTD pada anak di Indonesia dan memahami peningkatan prevalensi KTD pada anak, mengevaluasi kapasitas sumber daya yang ada, dan menguji kelayakan penerapan SKTD nasional. Pelajari lebih lanjut tentang program ini di sini.

Identifikasi sumber paparan timbal di lingkungan sekitar:

Asesmen harus dilakukan di tingkat rumah tangga, sekolah, dan masyarakat untuk mengetahui bagaimana anak-anak terpapar timbal. Dengan mengetahui sumber paparan timbal, maka intervensi yang lebih tepat sasaran bisa dilakukan.

Pada tahun 2023, Pure Earth Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan melakukan studi untuk menganalisis prevalensi KTD pada anak usia 1-5 tahun di Pulau Jawa. Home-based assessment (HBA) juga dilakukan sebagai bagian dari studi tersebut. Pelajari lebih lanjut di sini.

Identifikasi lokasi yang terkontaminasi:

Upaya ini mencakup penetapan standar dan pemberian panduan kepada pemerintah daerah mengenai kriteria kontaminasi dan bagaimana meresponnya. Setelah lokasi diidentifikasi, masyarakat dapat disadarkan akan bahaya paparannya, yang berpotensi mempengaruhi mereka untuk menghindari lokasi tersebut.

Dengan dukungan dari European Commission, UNIDO, Bank Dunia, Green Cross Switzerland dan lainnya, Pure Earth membentuk Program Identifikasi Lokasi Beracun (TSIP) untuk mencari, melakukan asesmen, dan mendokumentasikan lokasi-lokasi yang terkontaminasi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pure Earth dan para peneliti telah mengidentifikasi 1.450 lokasi di lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia, di mana timbal merupakan polutan utama. Pelajari lebih lanjut di sini.

2. Pengelolaan, Tindakan, dan Remediasi

Menyingkirkan dan mengganti sumber timbal:

Setelah sumber teridentifikasi, tindakan dapat diambil untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut. Misalnya, salah satu sumber paparan timbal yang paling umum adalah cat berbahan dasar timbal. Mengelupas atau melapisi cat timbal dengan aman dapat mengurangi risiko secara signifikan. Contoh lainnya adalah mengganti peralatan masak yang terkontaminasi timbal dengan peralatan alternatif yang lebih aman.

Pada paruh pertama tahun 2024, Pure Earth Indonesia mengadakan “Studi Peralatan Masak Aluminium pada Institusi Pendidikan di Indonesia” untuk meningkatkan pemahaman mengenai prevalensi paparan timbal dari penggunaan alat masak berbahan logam. Kajian dilakukan di panti asuhan terpilih di 4 lokasi yaitu DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor, dan Bandung. Pure Earth Indonesia juga berharap penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran mengenai masalah paparan timbal di kalangan institusi pendidikan. Sebagai bagian dari tindak lanjut penelitian ini, Pure Earth Indonesia mengganti peralatan masak aluminium yang terkontaminasi timbal milik panti asuhan yang diidentifikasi selama penelitian. Pelajari lebih lanjut tentang studi ini di sini.

Pengelolaan limbah mengandung timbal: Pembuangan dan daur ulang produk yang mengandung timbal, seperti baterai, harus dilakukan dengan benar untuk mencegah kontaminasi lingkungan. Proses daur ulang harus mengikuti peraturan ketat untuk meminimalkan emisi dan paparan di tempat kerja.

Mengatasi dan memulihkan lokasi beracun:

Meskipun setiap lokasi beracun mempunyai kebutuhan yang unik, secara umum terdapat prosedur dan metode yang efektif dalam membersihkan area yang terkontaminasi. Metode-metode ini mencakup menghilangkan tanah dan limbah yang terkontaminasi, memasang kain penghalang, mengaspal atau menutup area dengan timbunan yang bersih, dan menanam rumput serta tanaman lainnya.

Pada tahun 2013 dan 2014, Pure Earth Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk lembaga pemerintah daerah dan pusat memulihkan tempat pembuangan limbah timbal beracun yang digunakan sebagai taman bermain oleh anak-anak di sekitar area tersebut. Baca cerita kami di sini.

Proses remediasi lahan di Cinangka (2014), yang didukung oleh Pure Earth Indonesia. Foto oleh Yayasan Pure Earth Indonesia.

 

3. Kesadaran Publik dan Edukasi 

Kampanye kesehatan masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang bahaya paparan timbal dan cara pencegahannya adalah hal yang penting. Ini mencakup informasi tentang cara mengidentifikasi sumber timbal potensial, praktik pembersihan yang aman, dan nutrisi yang tepat untuk mengurangi penyerapan timbal.

Pelatihan penyedia layanan kesehatan: Tenaga profesional medis harus dilatih untuk mengenali gejala-gejala paparan timbal dan memberikan panduan kepada pasien mengenai pencegahannya, terutama di komunitas berisiko tinggi.

Langkah-langkah keselamatan kerja: Pekerja di industri yang berisiko terkena paparan timbal harus mengikuti protokol keselamatan, termasuk menggunakan alat pelindung diri (APD), ventilasi yang baik, dan praktik kebersihan untuk mencegah membawa pulang debu timbal.

4. Regulasi dan Implementasi Kebijakan

Pemerintah memainkan peran penting dalam menegakkan peraturan yang membatasi timbal dalam barang-barang rumah tangga, produk konsumen, bensin, dan emisi industri. Kebijakan seperti larangan timbal dalam cat rumah tangga dan bensin, misalnya, telah mengurangi paparan timbal secara signifikan di banyak negara.

Beberapa kebijakan dan peraturan memang telah diberlakukan terkait timbal di Indonesia. Namun, banyak yang masih bersifat terbatas dan bersifat sukarela. Untuk mengatasi masalah ini dengan lebih serius, selain membuat peraturan yang belum ada saat ini, seperti peraturan mengenai timbal dalam peralatan masak, pemerintah perlu menerapkan kebijakan dan peraturan yang lebih komprehensif dan restriktif.

5. Aksi Individu
Di tingkat individu, kita juga bisa melakukan aksi untuk mencegah paparan timbal, khususnya di rumah dan komunitas.

Berikut beberapa aksi yang bisa kita lakukan:

Ciptakan lingkungan rumah yang bersih dan aman:

Bersihkan lantai, kusen jendela, dan permukaan lainnya secara teratur untuk mengurangi debu. Gunakan kain pel atau kain basah untuk mengurangi penyebaran debu timbal.

Saat merenovasi rumah tua, lakukan tindakan pencegahan untuk meminimalkan debu timbal. Gunakan tenaga profesional yang terlatih dan jauhkan anak-anak dan wanita hamil dari area renovasi.

Jaga kebersihan diri:

Sering-seringlah mencuci tangan, terutama sebelum makan, setelah bermain di luar, dan setelah berkontak dengan permukaan yang berpotensi terkontaminasi timbal. Ini sangat penting terutama bagi anak-anak, yang lebih cenderung memasukkan tangan atau benda ke dalam mulutnya. Saat berada di luar, cegah anak-anak bermain di area kosong yang dapat terkontaminasi.

Jika bekerja pada bidang yang berisiko tinggi terpapar timbal, gantilah pakaian dan sepatu sebelum pulang untuk menghindari masuknya debu timbal ke lingkungan rumah.

Pola makan bergizi: Pola makan kaya kalsium, zat besi, dan vitamin C dapat membantu mengurangi penyerapan timbal dalam tubuh. Makanan seperti produk susu, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan buah jeruk sangat baik untuk dikonsumsi untuk mengurangi penyerapan timbal.

Hindari produk yang mungkin mengandung timbal: Berhati-hatilah terhadap potensi timbal dalam produk konsumen, seperti peralatan masak, kosmetik, mainan, dan obat-obatan tradisional. Penting untuk memeriksa komposisi produk, informasi penarikan produk, dan informasi keselamatan lainnya.

Memantau dan menyebarkan informasi:

Terus cari tahu informasi tentang potensi sumber timbal di sekitar kita, seperti lokasi industri atau sumber air minum, dan dukunglah upaya pengujian dan pembersihannya. Mintalah anak-anak melakukan tes paparan timbal, terutama jika tinggal di dekat area yang diketahui terkontaminasi timbal. Tes kadar timbal darah secara teratur dapat membantu mendeteksi paparan sejak dini. Penting juga untuk mendidik anggota keluarga, terutama anak-anak, untuk menghindari potensi sumber timbal.

Langkah-langkah tersebut, bila diterapkan secara efektif, dapat secara signifikan mengurangi prevalensi paparan timbal dan risiko kesehatan terkait. Inisiatif kesehatan masyarakat, dikombinasikan dengan keterlibatan masyarakat dan aksi individu, sangat penting untuk mencegah paparan timbal.

 

Referensi:

https://www.technavio.com/report/lead-acid-battery-market-size-in-indonesia-industry-analysis

https://www.env.go.jp/en/recycle/asian_net/Annual_Workshops/2017_PDF/Day1_S1/S1_09_Indonesia.pdf

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lead-poisoning-and-health

https://www.unep.org/topics/chemicals-and-pollution-action/pollution-and-health/heavy-metals/lead

https://www.unicef.org/media/146756/file/Five_Actions_to_End_Childhood_Lead_Poisoning_2023.pdf

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/

https://inchesnetwork.net/fact-sheets/

https://www.unep.org/explore-topics/chemicals-waste/what-we-do/emerging-issues/global-alliance-eliminate-lead-paint-5

https://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/41485/IssuesReportLead.pdf?sequence=1&isAllowed=y

https://www.unep.org/news-and-stories/story/turning-tragedies-opportunities-overcoming-africas-lead-challenge

https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp13.pdf 

https://www.unicef.org/indonesia/media/15311/file/Ringkasan%20Kebijakan%20-%20Mengurangi%20Keracunan%20Timbal%20pada%20Anak-anak%20di%20Indonesia.pdf 

https://www.unicef.org/indonesia/media/13136/file/Kenyataan%20yang%20%22Tercemar%22:%20Rusaknya%20Satu%20Generasi%20Potensial%20Masa%20Depan%20Akibat%20Paparan%20Polusi%20Timbal.pdf 

https://www.who.int/publications/i/item/childhood-lead-poisoning 

https://www.who.int/publications/i/item/9789240037656 

https://www.pureearth.org/wp-content/uploads/2024/03/Risalah-Kebijakan_PENGENDALIAN-PAJANAN-TIMBEL-DAN-DAMPAK-KESEHATANNYA-PADA-ANAK-DI-INDONESIA.pdf 

https://www.pureearth.org/wp-content/uploads/2024/03/Report-Lead-Exposure-and-Indonesians-Children-Health-in-Java-Island.pdf 

https://www.pureearth.org/rapid-market-screening-program/

https://www.atsdr.cdc.gov/csem/leadtoxicity/who_at_risk.html

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lead-poisoning-and-health

https://www.lead.org.au/lanv1n2/lanv1n2-8.html

https://www.epa.gov/lead-air-pollution/basic-information-about-lead-air-pollution

https://ww2.arb.ca.gov/resources/lead-and-health#:~:text=Ecosystems%20near%20point%20sources%20of,and%20neurological%20effects%20in%20vertebrates.

https://www.nexus3foundation.org/2021/09/19/national-report-lead-in-solvent-based-paints-in-indonesia-2021/

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lead-poisoning-and-health 

Comments are closed.

Return to Content